Hari Keempat di Australia. Hari ini kami berencana untuk berjalan kaki di area Melbourne CBD. Tujuan pertama kami adalah ke Queen Victoria Market yang masih termasuk area Free Tram Zone. Di Queen Victoria market selain untuk melihat harga buat oleh-oleh nantinya, juga yang terutama mau coba Churros dan juga American Donut Kitchen yang terkenal itu.
Kami menuju QVM menggunakan tram dan turun di halte Queen Victoria Market. Berjalan kaki sedikit, kami akhirnya sampai di pintu masuk market. Di bagian depan, terdapat banyak penjual makanan dan coffee, termasuk juga daging. QVM merupakan pasar yang lumayan besar dengan areanya sendiri. Kami menuju ke bagian souvenir untuk melihat ada apa saja jenis souvenir yang cocok buat oleh-oleh, sekaligus berapa harganya. Setelah puas berkeliling, kami membeli Spanish Churros di Food Truck yang berada di dalam pasar. Churrosnya terasa lembut dan lezat, untungnya pada saat itu tidak ada antrian, sehingga kami bisa langsung dilayani. Setelah membeli churros, kami berjalan ke bagian lain dari pasar untuk menuju Food Truck American Donut Kitchen. Dari kejauhan sudah terlihat mobil van yang menjajakan donut dengan antrian yang cukup panjang meskipun masih pagi. Meski demikian, kami antri tidak terlalu lama dan segera dilayani. Kami membeli donat 5 buah seharga $6. Cukup penasaran juga dengan rasanya… Ternyata iya cukup enak kok, tapi ya tidak ‘wow’. Selainya yang bikin donutnya enak.
Puas memakan donat di QVM, kami berjalan kaki menuju arah kota. Tujuan berikutnya adalah Rod Laver Arena. Sebagai penggemar olahraga Tenis lapangan, RLA ini semacam Mekah bagi saya. RLA adalah tempat Australia Open yang selalu dihelat setiap awal tahun di Melbourne. Jalan kaki dari Queen Victoria Market menuju RLA ini ternyata cukup jauh, tapi karena udara yang dingin dan tidak lembab, jalan kaki jadinya tidak terlalu capai dan cukup menyenangkan sambil melihat gedung dan kebersihan kota Melbourne.
Di Rod Laver Arena saat itu terdapat beberapa orang yang sedang berlatih tenis. Duh, jadi ingin sekali untuk bergabung bersama mereka. Meski tidak bertujuan untuk membeli souvenir Australian Open (AO), saya sedikit berharap sih semoga ada souvenir shop yang masih menjual merchandise AO 6 bulan sebelumnya.
Berkeliling sekitar Rod Laver Arena, keinginan saya ternyata dikabulkan. Terdapat sebuah souvenir shop yang masih menjual merchandise secara lengkap. Cukup terharu juga meskipun tidak bisa menonton pertandingan, tapi bisa sampai di venue dan juga membeli beberapa souvenir seperti hoodie dan kaos AO. Saya bertekad harus kembali lagi kesini di Australian Open berikutnya!
Setelah sempat sholat di area RLA dan puas mengunjungi Mekahnya para pecinta tenis, kami lihat di peta ternyata Shrine of Remembrance tidak jauh dari sana. Jadilah kami berdua berjalan kaki kesana. Jalan ke arah Shrine of Remembrance ternyata melewati National Gallery of Victoria (NGV). Saat itu NGV terdapat pameran terracotta warrior. Masuk ke NGV gratis, namun kalau mau lihat eksibisi nya ada tiket yang perlu dibeli. Kami hanya mampir sebentar ke dalam NGV untuk melihat ada apa saja dan berhubung kami membawa tas ransel, petugasnya mengatakan bahwa tas tersebut harus dititipkan, jadi kami tidak jadi masuk ke dalam. Hanya di bagian teras depan saja yang ada suvenir2.
Akhirnya berlanjutlah kami jalan sebentar ke Shrine of Remembrance. Monumen ini dibangun untuk mengenang para pahlawan dan prajurit Australia dan New Zealand yang membela negara mereka sejak Perang Dunia pertama.
Buat saya yang menyukai cerita tentang geopolitik dan sejarah, mengunjungi monumen ini memberikan kesenangan tersendiri. Apalagi di bagian bawahnya terdapat diorama sejarah mulai dari Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan post WW2. Terdapat banyak foto-foto sejarah, serta seragam dan logistik yang digunakan oleh prajurit pada saat itu. Mengelilingi diorama yang cukup panjang tersebut membuat saya membayangkan apa saja yang terjadi pada saat peperangan tersebut.
Shrine of Remembrance terletak di tengah-tengah Royal Botanical Garden, sebuah taman tematik yang luas dan bersih dengan pemandangan hijaunya rerumputan. Sayangnya kami tidak sempat berkeliling taman tersebut karena lelah dan membawa ransel yang cukup berat, jadi rada malas untuk berjalan jauh lagi.
Setelah puas berkeliling kota di hari itu, kami makan malam di tempat yang pernah kami kunjungi sebelumnya, yaitu restoran halal Thailand, Taste of Thai untuk memesan menu yang berbeda.
Pelajaran hari ini, kalau mau berkeliling dan merasa akan banyak berjalan kaki, jangan membawa tas yang bebannya berat, karena akan bikin cepat lelah dan capek buat kemana-mana.
Leave a Reply