Pagi berikutnya kami terbangun dengan keadaan segar karena udara yang dingin dan tidur yang lebih nyenyak daripada tidur di pesawat di malam sebelumnya.
Hari ini, kami berencana untuk pergi ke daerah Sorrento, Melbourne bagian Selatan. Di sana terdapat Arthur’s Seat Eagle, cable car sepanjang 2km. Meskipun tidak sepanjang cable car di Genting Highland Malaysia, konon pemandangan ke arah pantainya sangat indah.
Setelah sarapan falafel bekas kemarin yang belum habis karena besar sekali porsinya, kami berangkat menggunakan mobil. Perjalanan ke Arthur’s seat sekitar 1.5jam. Di perjalanan, kami melewati sebuah tunnel panjang seperti di film-film luar negeri. Kalau melihat google maps, bisa kelihatan kalau tunnel itu ternyata letaknya di bawah sungai.
Beberapa saat kemudian, kami pun sampai di Arthur’s Seat. Kami beruntung pagi itu langit biru dan sangat cerah, suhu udara sekitar 10 derajat celcius. Dari tempat parkir saja sudah bisa kelihatan pemandangan ke arah pantai, laut, dan silhouette kota Melbourne yang sangat indah.
Kami pun menuju loket untuk membayar return ticket. Return ticket seharga $24 AUD, sedangkan kalau hanya one way, harga tiketnya $17.5. Kita bisa kok hiking ke upper station kalau tidak capek, dan membeli tiket one way saja untuk turun ke lower station.
Pada hari itu cukup banyak orang yang datang, meski demikian antrian tidak terlalu panjang. Sebelum masuk ke dalam cable car, kita akan difoto dahulu sebagai dokumentasi. Photo dilakukan dua kali, dan kita bisa mengecek hasilnya di upper station. Apabila kita tertarik untuk membeli, bisa langsung dicetak di tempat dan diberikan link untuk mendownloadnya. Kalau tidak ingin beli juga tidak apa-apa.
Arthur’s Seat ini baru kita dengar belum lama, ternyata sangat worthed untuk datang kesini. Meskipun cable car nya tidak terlalu panjang dan hanya sekitar 30 menit, pemandangan dari dalam cable car ke arah laut bagus sekali.
Sesampainya di upper station, jangan lupa untuk berjalan kaki menuju viewing point. Letaknya tidak terlalu jauh, menuruni jalan setapak dan menyeberang jalan raya. Breathtaking view akan menyambutmu disini. Berfoto lah sepuasnya.
Setelah puas disana, kami kembali ke upper station untuk makan siang di foodcourt nya. Karena tidak ada label halal, kami memilih menu yang kira-kira aman untuk dimakan.
Selesai makan siang, kami lanjut ke destinasi berikutnya, yaitu Dromana beach. Pantai ini tidak jauh letaknya dari Arthur’s Seat. Pantai Dromana juga baru kita dengar, tapi ternyata pantainya bagus. Di pantai ini juga terdapat bathing box, yang meskipun tidak sebanyak di Brighton beach, bathing box nya cukup menarik dan lebih sepi karena tidak banyak turis yang datang kesini. Kami jalan menuju pier dan berjalan di atas pier ke tengah laut, disini banyak burung camar berseliweran. Menarik sekali. Beach side juga banyak restoran dan toko-toko. Nyaman juga berjalan kaki di pinggir pantai.
Next, kita menuju pantai lain lagi, pantai yang sangat terkenal di Melbourne karena bathing boxes nya yang berwarna-warni, yaiut Brighton Beach. Benar saja, begitu sampai ke parkiran, banyak mobil yang parkir disana. Berjalan sedikit ke pantai, sudah banyak sekali orang, dan yang tidak mengherankan, banyak orang Indonesia yang berkunjung pada saat itu. Menurut kami sih pantainya tidak terlalu bagus, tetapi bathing boxesnya memang instagrammable dan jumlahnya lebih banyak dari Dromana Beach. Kalau ke Melbourne, belum sah rasanya kalau belum kesini.
Sepulangnya dari Dromana beach, kami kembali menuju Sydney Road, mampir dulu di My Chemist Discount untuk membeli oleh-oleh. My Chemist ini adalah semacam toko Apotik K24 tapi berbentuk swalayan dan menjual banyak sekali barang yang menarik untuk dijadikan oleh oleh, seperti lip balm dan Lucas Papaw ointment. Parfum juga tersedia disini dan harganya sangat murah. Contohnya Calvin Klein Euphoria yang di Indonesia dijual 1jutaan, disini hanya $30 dolar atau sekitar 300rb an.
Jalan kaki sedikit dari sini, kami pergi makan malam di Restoran Halal Malaysia, Laksa King. Seperti biasa, kami mengorder satu saja jenis masakan karena porsinya yang besar dan bisa di sharing untuk berdua. Oh ya, kalau di Australia, kita akan diberi tap water di restoran. Tap water alias air keran di sini memang bisa langsung diminum, tidak perlu dimasak lagi.
Setelah selesai makan, sebelum pulang kami mampir sebentar ke stasiun kereta untuk mengisi saldo myki card yang akan digunakan untuk naik tram besok ke arah City. Cara isi saldo nya gampang banget, tinggal ikuti petunjuk dari mesin yang mirip mesin atm, dan masukkan nominal uangnya.
Kami sampai di tempat menginap sekitar jam 8 malam, dan di perumahan kok terasa sangat gelap, ternyata di melbourne sangat umum orang tidak menyalakan lampu luar di malam hari, dan hanya mengandalkan lampu jalan untuk menerangi kawasan perumahan. Mungkin harga listrik disana mahal ya? Sesampainya di penginapan kami segera beristirahat karena esok harinya akan banyak berjalan kaki di area Melbourne CBD.
Leave a Reply