Bermalam di kereta api Melbourne-Sydney cukup membuat kami fresh pagi harinya karena tidur cukup nyenyak di sepanjang perjalanan. Beberapa kali memang terbangun karena kereta api berhenti di stasiun kota yang berada sepanjang Melbourne sampai Sydney. Di antaranya yang kami ingat namanya adalah stasiun Wagga-Wagga, karena namanya unik.
Kereta yang membawa kami ke Sydney terlambat satu jam dari jadwal. Seharusnya sampai jam 6 pagi, tetapi ketika kami sampai di Sydney Central Station waktu menunjukkan jam 7 pagi. Hal ini tidak menjadi masalah buat kami mengingat kami tidak terburu-buru dan toh check in hotel juga baru bisa jam 12 siang.
Kesan pertama di stasiun Sydney Central, stasiunnya bersih dan luas dengan atapnya yang melengkung, mirip seperti stasiun Jakarta Kota. Kami memutuskan untuk sarapan di stasiun karena ada yang menjual roti bakar serta kopi. Kami juga menyempatkan diri untuk membeli Opal Card, kartu yang berguna sebagai alat pembayaran transportasi di Sydney, seperti Myki Card di Melbourne.
Setelah selesai sarapan dan bersih-bersih di toilet stasiun, kami bergegas untuk menuju peron kereta dalam kota untuk menaiki Metro yang menuju Wynyard Station, sebuah stasiun yang paling dekat dengan hotel yang akan menjadi tempat tinggal kami selama tiga hari di Sydney.
Menggunakan Opal Card dan mendorong koper yang berat-berat, kami pun sampai di peron untuk menunggu kereta. Tak berapa lama, kereta dalam kota pun datang. Kereta di Sydney sangat bagus, berbeda dengan commuter line di Jakarta. Keretanya bertingkat dua, dan untuk menaruh koper bisa di ruangan antara level satu dan dua kereta. Jarak dari stasiun Sydney Central ke Wynyard Station hanya selang dua stasiun, sehingga tidak sampai sepuluh menit kami sampai. Di Wynyard stasiun, kami segera menuju exit George Street, pintu keluar yang menuju hotel.
Jarak dari Wynyard Station ke Hotel kami pun tidak jauh, sehingga meski mendorong koper, tidak terasa lama. Meski dekat, kami sempat merasa tersesat, dan ada orang Australia yang ramah menawarkan diri untuk membantu kami dan bertanya apa kami tersesat? Kemudian dia melihat google maps, dan ternyata hotelnya ada di sebelah.
Kami sampai di hotel jam 8. Rencana awal kami adalah datang ke hotel untuk menyimpan koper, jalan-jalan sebentar ke arah The Rocks dan Harbour Bridge, kemudian balik lagi ke hotel untuk check-in. Tetapi ternyata ketika datang banyak pramugari Singapore Airlines, sepertinya mereka baru saja early check out. Kami pun pergi ke resepsionis untuk meminta izin menyimpan koper, tapi ternyata kami diperbolehkan untuk check in early karena banyak kamar yang kosong. Ah, sungguh beruntung pagi itu karena kami bisa istirahat dan mandi dulu di hotel sebelum berjalan-jalan. Hotel tempat kami menginap tepat berada di Pitt Street, jalan utama CBD Sydney yang dekat dengan Harbour Bridge, Opera House, dan Sydney Tower Eye, dan meski kamarnya kecil, namun cukup bagus dan strategis. Kalau ke Sydney, kami rekomendasikan untuk menginap di Tank Stream Hotel.
Setelah mandi dan beristirahat, kami bersiap untuk keluar hotel dan berjalan kaki ke arah The Rocks dan Harbour Bridge. Hari ini adalah hari terakhir festival cahaya Vivid Sydney yang berlangsung selama satu bulan, jadi masih terlihat bekas-bekas kemeriahan malam sebelumnya. Cuaca hari itu sangat cerah, udara pun meski dingin tapi kami rasakan tidak sedingin di Melbourne.
Kami pun berjalan ke arah utara, ke arah The Rocks, tidak lupa mengambil foto dan video di sepanjang perjalanan. Sesampainya di daerah The Rocks, banyak tenda-tenda yang berjualan suvenir dan makanan, karena mungkin bagian dari Vivid Sydney Festival. Kami berjalan terus dan terus, hingga sampai di bawah jembatan Harbour Bridge yang terkenal itu, dan dari situ pun terlihat the one and only iconic Sydney Opera House. Rasanya seperti mimpi kami bisa sampai ke sini.
Kami mengambil banyak foto di sekitar Harbour Bridge. Kami tidak berencana untuk berjalan di atasnya, kami berjalan menuju Circular Quay untuk menaiki ferry ke arah Darling Harbour. Sepanjang jalan dari bawah Harbour Bridge sampai Circular Quay kami dimanjakan dengan biru nya laut, langit biru tanpa awan, kapal yang berlalu lalang, dengan background Sydney Opera House. Tentu saja kami berkali-kali berhenti untuk berfoto dengan latar belakang pemandangan yang indah.
Sesampainya di Circular Quay, sedang bersandar kapal pesiar besar, dan sepertinya sedang bersiap berangkat, karena saat itu banyak sekali orang yang hilir-mudik di sekitar kapal. Kami pun menuju dermaga di tempat kapal yang akan membawa kami ke arah Barangaroo di Darling Harbour. Untuk menaiki kapal, hanya tinggal tapping menggunakan Opal Card saja. Ferry ke Barangaroo cukup banyak frekuensinya, sehingga tidak perlu terburu-buru. Kami pun menaiki kapal, dan memang sejak di Indonesia bercita-cita untuk menaiki ferry dan melintasi kolong Harbour Bridge, akhirnya terwujud juga.
Dermaga Barangaroo terletak di dekat Darling Harbour. Di sepanjang dermaga terdapat banyak restoran, saat itu hari Minggu dan waktu menunjukkan pukul dua siang, sehingga banyak orang yang sedang makan. Kami pun mencoba untuk melihat-lihat menu di beberapa restoran dan makan siang. Sayangnya, kebanyakan menu yang ditawarkan tidak halal dan harganya kurang pas di kantong.
Jadilah kami berjalan di seputaran Darling Harbour – City. Hari itu hari Minggu dan jam menunjukkan pukul 4 sore. Anehnya, semua restoran di sekitar city yang kami kunjungi tutup. Kami berpikir mungkin bersiap untuk Vivid Sydney nanti malam, sehingga tutup dulu dan nanti akan buka lagi. Akhirnya kami pulang jalan kaki ke arah hotel, dan mengganjal perut dengan Pop Mie yang kami bawa dari Indonesia. Kami akan makan nanti malam saja di sekitar The Rocks yang tadi pagi kami lewati dan banyak stand makanan disana.
Malamnya, yaitu malam terakhir Vivid Sydney, kami menuju Opera House. Di sepanjang jalan, banyak dekorasi dan lampu – lampu yang mulai menyala. Kami sungguh excited untuk melihat festival ini. Kami berjalan menuju opera house, waktu menunjukkan pukul 6 kurang. Light show di Opera House akan dimulai tepat pukul 6. Sesampainya di Circular Quay, sudah terlihat banyak sekali orang yang menuju ke Opera House, jadinya kami akhirnya stuck karena sangat banyak orang yang sudah berada di area Opera House, dan ketika festival cahaya di Opera House sudah dimulai, kami menonton dari jauh saja, di jalan sekitar Circular Quay.
Akhirnya kami memutuskan untuk pergi saja ke arah The Rocks, mengingat malam masih panjang dan festival baru akan selesai pukul 11 malam. Kami menuju the rocks untuk melihat video pixar yang akan diproyeksikan ke bawah jembatan. Saat itu, hujan mulai turun. Awalnya gerimis, namun lama-lama menjadi deras. Sehingga banyak orang yang berteduh di Circular Quay. Kami membawa payung dan memakai jaket anti air, sehingga memaksakan diri untuk berjalan terus. Akhirnya kami sampai di The Rocks dan menuju ke arah kolong jembatan untuk melihat video Pixar yang diproyeksikan kesana. Sesampainya disana, sudah banyak orang yang tiduran di jalan untuk melihat ke arah kolong jalan raya. Sepertinya seru juga dan video yang ditampilkan menarik, jadinya kami ikut ikutan untuk tiduran juga di jalan raya.
Selesai dari menonton video Pixar, perut mulai terasa lapar mengingat tadi sore kami hanya memakan Pop mie saja. Kami pun mulai menuju stand yang berada di The Rocks untuk mencari makanan, namun tidak ada yang menarik. Jadinya kami berjalan terus sampai ke daerah seberang dari Opera House menuju Circular Quay untuk mencoba menikmati suguhan video yang diproyeksikan ke Opera House dari jauh. Ternyata di sana terdapat food truck yang menjual fish and chips. Akhirnya kami pun memesan fish and chips untuk makan malam. Seperti biasa, porsinya besar sehingga cukup untuk berdua. Kami makan sambil berteduh karena saat itu hujan masih berlangsung, ditemani dengan pemandangan ke Opera House.
Malam semakin larut, selesai makan kami memutuskan untuk pergi ke Luna Park yang berada di seberang Circular Quay. Kami pikir akan mendapatkan video yang bagus ketika kapal ferry yang kami tumpangi melewati Opera House dan Harbour Bridge dengan banyak cahaya yang memanjakan mata. Sebelum naik ferry di Circular Quay, kami berhenti sebentar untuk menonton pertunjukkan proyeksi video di gedung sekitar Circular Quay. Festival Vivid Sydney ini cukup menarik, sayangnya kami hanya bisa menikmatinya malam ini saja karena malam ini festival ini akan ditutup.
Sesampainya di Circular Quay, kami menuju dermaga yang tadi siang kami naiki, rute yang akan kami naiki pun persis sama, yaitu ke arah Barangaroo, tetapi kami akan turun di Luna Park, stop an pertama dari arah Circular Quay.
Luna Park adalah theme park di Australia yang sudah berdiri sejak puluhan tahun yang lalu. Selain di Sydney, Luna Park juga ada di Melbourne, di St Kilda dekat tempat kami melihat kawanan pinguin. Kami pun melewati pintu gerbang Luna Park yang iconic, untuk masuk ke kawasan theme park. Untuk masuk ke Luna Park, tidak dipungut biaya, kita hanya membayar apabila ingin memasuki wahana permainan. Cukup banyak permainan yang ada di Luna Park. Suasana di dalamnya juga sangat menarik, seperti pada film-film Amerika di tahun 90an dan seperti ada di dalam game PS Bioshock Infinite.
Kami tidak memasuki satu wahana pun, karena niatnya hanya ingin lihat-lihat saja. Sepulangnya dari Luna Park, kami menuju Milsons Point Station untuk menaiki kereta yang akan membawa kami ke arah hotel. Pada malam itu mungkin karena ada Vivid Sydney, kereta tidak akan berhenti di Circular Quay station. Sehingga setelah kami menaiki kereta melewati Harbour Bridge, kami pun meneruskan kereta sampai Central Station untuk selanjutnya pindah kereta yang menuju Wynyard Station dekat hotel. Kami sengaja tidak kembali lagi ke Vivid Sydney karena merasa sudah puas dan sedikit lelah setelah seharian banyak berjalan kaki. Sesampainya di Wynyard Station, kami keluar ke arah yang tidak biasanya kami tuju, karena penasaran aja ada apa disana. Ternyata ada supermarket Coles, jadilah kami beli cemilan dulu disini sebelum kembali ke hotel untuk beristirahat.
Leave a Reply